Segenggam Kado Harapan untuk Sang Ibu “Malaikat Keluargaku”
Oleh : Odi Wayuna
Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini pasti memiliki seorang ibu. Ibu adalah wanita luar biasa perjuangannya dalam segala hal setelah ayah di sebuah keluarga. Semua orang pasti sayang dan cinta kepada ibu. Hal inilah yang selalu kupegang teguh dalam hati bahwa tak ada manusia seorangpun di dunia ini yang bisa menggantikan ibu. Kasih sayangnya kepadaku mampu membuat segala hal yang kucintai di dunia ini tak ada harganya disbanding dengan cintaku kepada seorang ibu. Ibuku, seorang wanita tangguh yang luar biasa perjuangannya bak seorang Cut Nyak Dhien dalam memperjuangkan segala hal. Aku sangat cinta ibu bahkan melebihi kecintaanku terhadap diriku sendiri. Cintaku kepada ibu akan melekat sampai kapanpun karena ialah wanita yang selalu ada disampingku saat dalam keadaan apapun yang kurasa.
Ibuku bernama Yuliani yang kini berusia hampir 40 tahunan. Garis kerut dan kulit kusamnya yang terlukis di wajah yang sudah berumur ini terkadang membuatku ingin memeluk, mencium, menangis serta mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya yang tak terlukiskan kepadanya. Jika saja aku harus memilih, akan kuserahkan nyawaku untuk kebahagiaan dirinya. Aku rela melakukan apapun deminya karena ia adalah wanita luar biasa yang menjadi malaikat tak bersayap bagiku. Wanita ini banyak mengajarkanku bagaimana belajar dari kehidupan. Menmbesarkanku hingga menjadi seorang mahasiswa seperti ini bukanlah hal mudah. Penuh perjuangan yang ia lakukan bersama ayah untuk melihat kami bahagian selaku anak-anaknya.
Ibuku ini memiliki sikap yang luar biasa untuk kami sekeluarga. Hatinya yang selalu mengutamakan sang anak dan suami membuatku dan keluargaku seakan tak ingin terpisah oleh jarak meski hanya sedetikpun. Perjuangannya sebagai seorang ibu di keluarga ini tak hanya sebatas seorang ibu. Hal ini terbukti bahwa ibuku memiliki ketangguhan hati dalam menghadapi segala hal bersama-sama dengan ayah baik itu suka maupun duka. Aku dan keluargaku sangat mencintai ibu. Banyak alasan yang bisa kuceritakan mengapa ini sangat kami sayangi, sangat aku banggakan, sangat aku hargai, bahkan aku sangat takut jika suatu saat kehilangannya sebelum aku bisa membahagiakannya. Dari sekian banyaknya alasan, hal pertama yang membuatku sangat menyayangi dan mencintainya adalah kasih sayang yang ia berikan kepadaku sungguh luar biasa. tak hanya kepadaku saja, kepada ayah dan adik-adikku juga sangat luar biasa. Kasih sayang ibu mampu menjadikan kami putera-puteri terbaik yang mampu membanggakan mereka. Hal yang paling kuingat dari sosok seorang ibu adalah kenangan dimasa aku kecil. Masa dimana ibu selalu menemaniku saat sakit, sabar dalam mendidikku, bahkan ia rela tidak makan jika aku belum merasa kenyang dengan makanan yang ada. Kasih sayang ibuku tidak akan lekang sepanjang masa bahkan jika aku sudah tidak di dunia ini lagi. Kasih sayang ibu ini terlukiskan olehku karena perjuangan beliau yang selalu mengalah dengan permintaanku. Jika aku meminta sesuatu untuk keperluan sekolah, maka ibulah yang pertama sekali meminta kepada ayah tentang itu dan bahkan jika ayah tidak memberikannya, maka ibu senantiasa rela menguras tabungannya demi aku. Ibu juga tempat aku mengadu nasib jika aku memiliki masalah besara. Tak heran jika ibu menjadi seorang pahlawan yang memberi solusi kepadaku dalam hal apapun itu khususnya masalah sekolah dan kuliah. Ibu sangat menyayangi aku dan kedua adikku begitu pula aku yang tak ingin berpisah sedetikpun dengannya. Hal ini terkadang sangat berat ketika aku harus mengatakan selamat tinggal kepada ibu karena kuliahku di Banda Aceh. Perpisahan sementara dengan ibu bukanlah hal yang mudah untuk di lupakan. Setiap saat aku merasakan sepinya dunia tanpa adanya ibu saat aku pulang dari kampus karena aku sudah terbiasa dengan kasih sayang ibu dan kasihnya selama bertahun-tahun lamanya. Alasan kedua, ibuku adalah wanita yang sangat pandai mendidik anak. Ibu adalah salah satu wanita tersukses dalam mendidik aku dan adik-adikku sehingga kami memiliki akhlak dan sopan santun yang luar biasa. Ibuku adalah guru pertama dalam hidupku dalam mengajariku tentang menghargai orang lain dan sopan santun dalam beretika. Selain itu, ibu juga wanita yang sangat tangguh. Setiap hari mengurusi kami sekeluarga di rumah tatkala aku masih sekolah dulu. Pekerjaan rumah yang ia kerjakan bukanlah hal mudah. Bayangkan ibu yang harus bangun jam 04:00 wib subuh tatkala aku masih tidur pulas. Beliau mempersiapkan segalanya bagi kebutuhan keluarga seolah tak ada lelahnya. Ibu tidak pernah mengeluh dalam mengerjakan semuanya, semua beliau lakukan dengan ikhlas tanpa mengharap apapun dari kami. Pekerjaan yang paling membuatku menangis dan sedih melihat ibu adalah mencuci semua pakaian kami yang jumlahnya begitu banyak. Setiap hari ibu melakukan ini tanpa bantuan mesin cuci. Pakaian demi pakaian ia cuci dengan tangannya sendiri bahkan timba air dari sumur yang begitu berat ia kerjakan tanpa ada bantuan dari siapapun. Sedih rasanya ketika melihat tangan ibu yang kasar dan kulit ari yang terkelupas menghiasi tangannya yang dulunya halus karena mencuci dengan banyaknya pakaian kami. Aku sempat berharap jika suatu saat aku bisa membelikan ibu sebuah mesin cuci supaya ibu tidak keberatan lagi dalam mencuci pakaian. Aku sempat berpikir bahwa ibu tidak layak lagi untuk mengerjakan dan mencuci cucian dengan tangannya karena pekerjaan yang ia lakukan begitu berat sekali. Dengan harapan ini, maka jika suatu saat aku memiliki peluang dan memiliki dana yang cukup untuk membeli barang, maka akan kuhadiahkan sebuah mesin cuci untuk ibu sebagai baktiku dan rasa sayangku kepada ibu selama ini yang telah bersusah payah dengan peluhnya kepada keluarga. Dengan adanya lomba yang diadakan oleh m.elevenia.com maka aku sangat ingin memberikan sebuah produk elevenia ini berupa http://m.elevenia.co.id/ctg-mesin-cucikepada ibu dan semoga saja harapan ini terkabulkan karena aku ingin melihat ibu merasa terbantu dengan alat ini dan melihat garis kerut wajahnya yang kusam menjadi segores senyuman indah di pipinya.
Akhir kata ingin kuucapkan bahwa ibuku adalah ibu yang luar biasa bagiku. Ibu yang tidak pernah merasa lelah dan tidak pernah marah dengan sikap anak-anaknya yang suka membuatnya lelah. Ibu senantiasa menjaga kami meski kini kami sudah tumbuh menjadi diri yang dewasa yang senantiasa bisa menjaga diri. Ibuku adalah sosok yang selalu menganggap kami belum mandiri dan merasa bahwa kami masih sangat butuh perhatiannya sehingga ia selalu menitikkan air mata tatkala kami jauh darinya. Ibu, aku sayang ibu selamanya. Tak aka nada yang bisa menggantikan ibu meski dunia sudah tiada nantinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar