Pagi itu gerombolan Kakek sihir
datang dengan mengendarai kijang mereka. Tampak begitu banyak serigala yang
dibawa oleh kakek sihir. Jubah hitam yang dikenakan si kakek sihir mampu
mengubah tanaman yang subur menjadi kering karena hempasan dan kepakan jubah si
Kakek Sihir. Tak berapa lama si Kakek sihir sampai di depan istana mungil
keluarga Podih. Tampak si Kakek sihir datang dengan rasa bangga dan merasa
paling hebat. Suasana menjadi sangat kelam tatkala si Kakek sihir datang dan
masuk ke depan istana mungil keluarga Podih. Saat itu, Podih dan Caca sedang
sekolah dan tidak ada dirumah. Yang ada dirumah hanyalah Ibu Podih dan Didil
yang sedang mengurusi tanaman dan sesekali mengajar sihir dongeng kepada Didil.
Mendengar suara derapan kaki serigala dan kijang yang mendekat, ibu pun keluar
dari belakang istana mungil keluarga Podih dan menuju ke teras. Tampak disana
berjejer pasukan serigala kelaparan yang mengaung keras.
“Aku
datang untuk bertemu ayah Podih. Pertemukan aku dengannya segera.” Ucap Kakek
sihir dengan wajah muram dan menakutkan.
“Maaf,
kami tidak kenal dengan anda, darimana anda datang wahai tuan berbaju hitam.”
Tanya dan balas Ibu Podih sambil menggenggam Didil dalam genggaman tangannya.
“Aku
ingin membeli lahan kalian. Akan kubangun sebuah pusat kota sihir negeri
dongeng disana.” Ucap kakek sihir menjelaskan dengan tegas.
“kami
tidak akan menjual lahan kami kepada siapapun termasuk anda pak tua berjubah
hitam.” Ucap Ibu Podih lantang.
“hahahahahaha
begini caranya kau menyambut tamu wahai Ratu. Kurasa, Istana mungilmu ini akan
bisa kau beli lagi jika kau jual lahan di Baneting itu kepadaku. Kalian akan
kaya raya, hahahaha.” Ucap Kakek Sihir dengan sombongnya.
“baiklah
jika kau tidak mau menjualnya, ku beri kau dan suamimu waktu selama sepekan.
Setelah sepekan aku akan kembali kesini menanyakan keputusan. Kuharap kau tidak
memancing kemarahan sang Kakek sihir wahai Ibunya Podih.” Ancam si Kakek sihir
kepada ibu Podih.
Dengan segera kakek sihir menghilang dan menarik semua
pasukan serigalanya juga kijang yang ia tunggangi tadi.
“bu,
siapa mereka? Didil Takut bu, mereka mau mengambil ladang kita.” Ucap Didil
kepada ibu.
“tidak
usah takut Dil. Mereka tidak akan bisa mengambil Ladang kita. Ayah akan melawan
kakek sihir itu dan Bang Podih juga akan menyihir Si kakek sihir menjadi
tomat.” Pungkas ibu kepada Didil meyakinkan Didil yang terlihat ketakutan.
Ibu
Podih pun menceritakan kepada Ayah mengenai kedatangan si Kakek sihir kepada
keluarga mereka. Kedatangan Si Kakek sihir membawa sebuah perlawanan besar bagi
Ayah Podih. Bagaimana tidak, Ayah Podih sudah berladang sejak 10 tahun yang
lalu di kaki gunung Baneting. Semua tanaman tumbuh subur disana dan juga tak tersentuh
oleh tangan-tangan jahat. Ayah Podih tidak akan memberikan atau menjual kepada
siapapun ladang tersebut meskipun dibeli dengan harga yang sangat mahal dan
ditukar dengan emas permata karena ayah Podih tahu bahwa orang yang ingin
menguasai ladang di Baneting adalah orang jahat yang ingin menghancurkan alam
dan mengganggu alam…….. Bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar