Jumat, 03 Maret 2017

Dongeng "Hukum Rimba" Season II



Pagi itu gerombolan Kakek sihir datang dengan mengendarai kijang mereka. Tampak begitu banyak serigala yang dibawa oleh kakek sihir. Jubah hitam yang dikenakan si kakek sihir mampu mengubah tanaman yang subur menjadi kering karena hempasan dan kepakan jubah si Kakek Sihir. Tak berapa lama si Kakek sihir sampai di depan istana mungil keluarga Podih. Tampak si Kakek sihir datang dengan rasa bangga dan merasa paling hebat. Suasana menjadi sangat kelam tatkala si Kakek sihir datang dan masuk ke depan istana mungil keluarga Podih. Saat itu, Podih dan Caca sedang sekolah dan tidak ada dirumah. Yang ada dirumah hanyalah Ibu Podih dan Didil yang sedang mengurusi tanaman dan sesekali mengajar sihir dongeng kepada Didil. Mendengar suara derapan kaki serigala dan kijang yang mendekat, ibu pun keluar dari belakang istana mungil keluarga Podih dan menuju ke teras. Tampak disana berjejer pasukan serigala kelaparan yang mengaung keras.

“Aku datang untuk bertemu ayah Podih. Pertemukan aku dengannya segera.” Ucap Kakek sihir dengan wajah muram dan menakutkan.

“Maaf, kami tidak kenal dengan anda, darimana anda datang wahai tuan berbaju hitam.” Tanya dan balas Ibu Podih sambil menggenggam Didil dalam genggaman tangannya.

“Aku ingin membeli lahan kalian. Akan kubangun sebuah pusat kota sihir negeri dongeng disana.” Ucap kakek sihir menjelaskan dengan tegas.

“kami tidak akan menjual lahan kami kepada siapapun termasuk anda pak tua berjubah hitam.” Ucap Ibu Podih lantang.

“hahahahahaha begini caranya kau menyambut tamu wahai Ratu. Kurasa, Istana mungilmu ini akan bisa kau beli lagi jika kau jual lahan di Baneting itu kepadaku. Kalian akan kaya raya, hahahaha.” Ucap Kakek Sihir dengan sombongnya.

“baiklah jika kau tidak mau menjualnya, ku beri kau dan suamimu waktu selama sepekan. Setelah sepekan aku akan kembali kesini menanyakan keputusan. Kuharap kau tidak memancing kemarahan sang Kakek sihir wahai Ibunya Podih.” Ancam si Kakek sihir kepada ibu Podih. 

Dengan segera kakek sihir menghilang dan menarik semua pasukan serigalanya juga kijang yang ia tunggangi tadi. 

“bu, siapa mereka? Didil Takut bu, mereka mau mengambil ladang kita.” Ucap Didil kepada ibu.
“tidak usah takut Dil. Mereka tidak akan bisa mengambil Ladang kita. Ayah akan melawan kakek sihir itu dan Bang Podih juga akan menyihir Si kakek sihir menjadi tomat.” Pungkas ibu kepada Didil meyakinkan Didil yang terlihat ketakutan.

Ibu Podih pun menceritakan kepada Ayah mengenai kedatangan si Kakek sihir kepada keluarga mereka. Kedatangan Si Kakek sihir membawa sebuah perlawanan besar bagi Ayah Podih. Bagaimana tidak, Ayah Podih sudah berladang sejak 10 tahun yang lalu di kaki gunung Baneting. Semua tanaman tumbuh subur disana dan juga tak tersentuh oleh tangan-tangan jahat. Ayah Podih tidak akan memberikan atau menjual kepada siapapun ladang tersebut meskipun dibeli dengan harga yang sangat mahal dan ditukar dengan emas permata karena ayah Podih tahu bahwa orang yang ingin menguasai ladang di Baneting adalah orang jahat yang ingin menghancurkan alam dan mengganggu alam…….. Bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar