Kilas Balik Program Studi Ilmu
Tanah Universitas Syiah Kuala
Berbicara masalah ilmu tanah, pastinya setiap orang akan membayangkan dan berpikir bahwa “Ilmu Tanah” adalah sesuatu yang berhubungan dengan tanah, lumpur, lahan yang dipenuhi binatang menjijikkan, dan tentunya akan berhubungan dengan penggalian tanah, atau bahkan yang berhubungan dengan zat abiotik. Atau bahkan tidak jarang diantara mereka yang juga berprinsip bahwa jika mendengar kata “Ilmu Tanah” yang terbayang adalah sebuah konsep animasi yang sering ditayangkan di televisi yaitu kartun anak-anak yang sering disebut Avatar karena berhubungan dengan kata “Tanah”. Pada dasarnya semua anggapan dan pemikiran ini adalah salah. Ilmu tanah tidak seperti apa yang dipikirkan oleh kebanyakan orang awam yang belum tahu filosofi sebenarnya dari bidang ilmu ini.
Pada umumnya, ilmu tanah merupakan
sebuah cabang dari program studi Agroteknologi atau dapat dikatakan bahwa ilmu
tanah merupakan jurusan minat dan bakat dari program studi agroteknologi. Dalam
hal ini, ilmu tanah juga sering dikenal sebagai anak dari agroteknologi
yang erat kaitannya dengan tanaman. Setiap
hal yang dipelajari dalam ilmu tanah tidak pernah lepas dari konsep induknya
yakni tanaman. Hal inilah yang menjadi pandangan datar terhadap ilmu tanah bagi
kalangan yang belum mengetahuinya lebih dalam. Dibalik itu semua, tahukah anda
bahwa ilmu tanah merupakan salah satu program studi yang secara tidak langsung sangat berhubungan erat dengan program Sains,
teknik bahkan MIPA dimana program studi ilmu tanah tidak hanya berhubungan
dengan tanaman saja akan tetapi juga memiliki keterkaitan dengan ilmu pertambangan
dan juga konservasi lahan. Hal ini tentu saja tidak masuk akal jika dipikirkan
sekilas bagi setiap orang yang belum memahaminya. Bagaimana mungkin sebuah
program studi yang merupakan bagian dari pertanian dapat memiliki keterkaitan
dengan program studi Sains, MIPA, bahkan teknik sekalipun.
Membahas
tentang popularitas ilmu tanah di Indonesia, jurusan ini merupakan salah satu jurusan
yang sangat minim peminatnya jika dilihat dari peminat tahunan yang tercatat pada
sistem program studi di setiap tahunnya di berbagai universitas di Indonesia.
Hal ini bisa dilihat dari jumlah peminat
pada jalur SNMPTN, SBMPTN, maupun UMB. Khususnya di Aceh, ilmu tanah belum
begitu dikenal oleh kalangan masyarakat, siswa, maupun mahasiswa. Padahal, jika dipandang dari
segi jumlah program studi ilmu tanah di seluruh universitas negeri di
Indonesia, program studi ilmu tanah yang ada di Aceh khususnya di Universitas Syiah
Kuala adalah salah satu program studi ilmu tanah satu-satunya yang tersedia di
luar pulau jawa dan hanya ada satu di kepulauan sumatera. Hal ini seharusnya
menjadi sorotan setiap mahasiswa dan memiliki daya tarik tersendiri dalam memilih
jurusan ini. Selain peluang masuk yang mudah, program studi ilmu tanah juga
membutuhkan lebih banyak tenaga ahli untuk memperbaiki sumber daya lahan yang
semakin hari semakin berkurang. Dengan hanya memacu pada kurang lebih 5
universitas di Indonesia, ilmu tanah di Aceh sudah sepatutnya menjadi salah
satu bagian terpopuler di kalangan peminat jurusan bagi calon mahasiswa di Aceh. Di Universitas Syiah Kuala sendiri, ilmu tanah merupakan program studi yang sudah berdiri sejak tahun 1998. Namun, pada tahun 2008 program studi ini sempat mengalami vakum dan baru aktif kembali pada tahun 2013 dengan memisahkan diri dari program studi agroteknologi. Dipandang dari sudut pengajarannya, walaupun ilmu tanah Universitas Syiah Kuala merupakan sebuah jurusan yang berada di bawah naungan fakultas pertanian, akan tetapi program studi ini tidak lepas pula dari perpaduan antara bidang ilmu pengetahuan alam, teknik geologi dan bidang ilmu lainnya. Hal ini menyebabkan sarjana yang lulus dari ilmu tanah dapat bekerja dan memiliki peluang besar di beberapa bidang pekerjaan seperti :
Pengusaha
Pada
umumnya, setiap lulusan fakultas pertanian di berbagai universitas di Indonesia
dituntut untuk memiliki visi menciptakan lapangan kerja yang baru. Dalam hal
ini, fakultas Pertanian Unieversitas Syiah Kuala juga memiliki visi yang sama
pula yakni setiap sarjana yang lulus dari fakultas pertanian harus memiliki
jiwa entrepreuner yang mampu
membangun usaha mandiri, menciptakan lapangan kerja baru, serta mengurangi angka pengangguran. Dengan
pembekalan tentang wirausaha dan pengetahuan seputar ekonomi yang didapat
selama masa studi, mahasiswa ilmu tanah berpeluang besar dalam menciptakan
lapangan kerja baru karena memiliki ahli dalam bidang tanah yang menjadi salah
satu media untuk membangun suatu usaha tani.
Pegawai
Negeri Sipil
Mungkin
ini adalah hal yang dianggap tabu oleh sebagian orang. Akan tetapi, bukan tidak
mungkin bahwa lulusan ilmu tanah memiliki peluang lebih besar dalam menjadi
abdi negara. Lebih khususnya, lulusan dari ilmu tanah dapat langsung tahu tentang jenis program pegawai negeri
yang akan dijalani. Hal ini ditandai dengan adanya Badan Pertanahan Nasional
(BPN) di Provinsi Aceh yang merupakan
sebuah badan khusus menampung
putera-puteri terbaik sarjana dari prodi ilmu tanah. Sebagai sebuah program
studi yang hanya ada satu-satunya di Sumatera, Program studi Ilmu Tanah
Universitas Syiah Kuala memiliki peluang besar untuk menguasai beberapa BPN
yang ada di pulau Sumatera.
Staff
Ahli
Dengan
adanya bekal dan keahlian di bidang laboratorium, lulusan ilmu tanah juga
berpeluang besar untuk menjadi staff ahli di bidangnya sendiri.
Perusahaan-perusahaan besar yang membutuhkan tentang penelitian lahan dan
pembangunan lahan mati akan sangat membutuhkan analisis tentang tanah. Hal ini
tentu hanya lulusan ilmu tanah yang bisa mengatasinya karena didasarkan pada
kemampuan yang didapat selama studi tidak hanya teori, akan tetapi praktik
nyata di laboratorium tanah.
Dosen
atau tenaga pengajar
Dari
beberapa fakta yang terjadi beberapa tahun belakangan ini, Universitas Syiah
Kuala yang sekarang juga memiliki cabang di dataran Gayo Lues seringkali
kekurangan tenaga pengajar baik itu di bidang lahan maupun lainnya. Hal ini
juga membuka peluang bagi lulusan ilmu tanah untuk menjadi dosen atau tenaga
pengajar karena kekurangan tenaga pengajar tersebut.
Pertambangan
Bagi
sebagian orang mungkin saja berpikir bahwa lulusan ilmu tanah hanya akan
menjadi seorang petani layaknya lulusan jurusan lainnya yang ada di fakultas
pertanian. Bukan tidak mungkin bahwa lulusan ilmu tanah juga mempunyai peluang
di bidang pertambangan dan perminyakan. Keahlian yang dimiliki selama kuliah di
program studi ilmu tanah menjadikan mereka yang lulus dari ilmu tanah akan
memiliki derajat yang sama dengan lulusan teknik pertambangan dan lainnya
karena dalam jurusan ilmu tanah juga dipelajari bagaimana sistem pedologi bumi,
kartografi, dan pemetaan. Apalagi di provinsi Aceh merupakan salah satu daerah
yang dikenal dengan daerah pertambangan terbesar di Indonesia. [ODI Ismoe*.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar