Minggu, 31 Juli 2016

Ilmu Tanah Sebagai Bagian dari Pertanian



Kilas Balik Program Studi Ilmu Tanah Universitas Syiah Kuala

   
Berbicara masalah ilmu tanah, pastinya setiap orang akan membayangkan dan berpikir bahwa “Ilmu Tanah” adalah sesuatu yang berhubungan dengan tanah, lumpur, lahan yang dipenuhi binatang menjijikkan, dan tentunya akan berhubungan dengan penggalian tanah, atau bahkan yang berhubungan dengan zat abiotik. Atau bahkan tidak jarang diantara mereka yang juga berprinsip bahwa jika mendengar kata  “Ilmu Tanah” yang terbayang adalah sebuah konsep animasi yang sering ditayangkan di televisi yaitu kartun anak-anak yang sering disebut Avatar karena berhubungan dengan kata “Tanah”. Pada dasarnya semua anggapan dan pemikiran ini adalah salah. Ilmu tanah tidak seperti apa yang dipikirkan oleh kebanyakan orang awam yang belum tahu filosofi sebenarnya dari bidang ilmu ini.
            Pada umumnya, ilmu tanah merupakan sebuah cabang dari program studi Agroteknologi atau dapat dikatakan bahwa ilmu tanah merupakan jurusan minat dan bakat dari program studi agroteknologi. Dalam hal ini, ilmu tanah juga sering dikenal sebagai anak dari agroteknologi yang  erat kaitannya dengan tanaman. Setiap hal yang dipelajari dalam ilmu tanah tidak pernah lepas dari konsep induknya yakni tanaman. Hal inilah yang menjadi pandangan datar terhadap ilmu tanah bagi kalangan yang belum mengetahuinya lebih dalam. Dibalik itu semua, tahukah anda bahwa ilmu tanah merupakan salah satu program studi yang secara tidak langsung  sangat berhubungan erat dengan program Sains, teknik bahkan MIPA dimana program studi ilmu tanah tidak hanya berhubungan dengan tanaman saja akan tetapi juga memiliki keterkaitan dengan ilmu pertambangan dan juga konservasi lahan. Hal ini tentu saja tidak masuk akal jika dipikirkan sekilas bagi setiap orang yang belum memahaminya. Bagaimana mungkin sebuah program studi yang merupakan bagian dari pertanian dapat memiliki keterkaitan dengan program studi Sains, MIPA, bahkan teknik sekalipun.
Membahas tentang popularitas ilmu tanah di Indonesia, jurusan ini merupakan salah satu jurusan yang sangat minim peminatnya jika dilihat dari peminat tahunan yang tercatat pada sistem program studi di setiap tahunnya di berbagai universitas di Indonesia. Hal ini bisa  dilihat dari jumlah peminat pada jalur SNMPTN, SBMPTN, maupun UMB. Khususnya di Aceh, ilmu tanah belum begitu dikenal oleh kalangan masyarakat, siswa,  maupun mahasiswa. Padahal, jika dipandang dari segi jumlah program studi ilmu tanah di seluruh universitas negeri di Indonesia, program studi ilmu tanah yang  ada di Aceh khususnya di Universitas Syiah Kuala adalah salah satu program studi ilmu tanah satu-satunya yang tersedia di luar pulau jawa dan hanya ada satu di kepulauan sumatera. Hal ini seharusnya menjadi sorotan setiap mahasiswa dan memiliki daya tarik tersendiri dalam memilih jurusan ini. Selain peluang masuk yang mudah, program studi ilmu tanah juga membutuhkan lebih banyak tenaga ahli untuk memperbaiki sumber daya lahan yang semakin hari semakin berkurang. Dengan hanya memacu pada kurang lebih 5 universitas di Indonesia, ilmu tanah di Aceh sudah sepatutnya menjadi salah satu bagian terpopuler di kalangan peminat jurusan bagi calon mahasiswa di Aceh.  
       Di Universitas Syiah Kuala sendiri, ilmu tanah merupakan program studi yang sudah berdiri sejak tahun 1998. Namun, pada tahun 2008 program studi ini sempat mengalami vakum dan baru aktif kembali pada tahun 2013 dengan memisahkan diri dari program studi agroteknologi. Dipandang dari sudut pengajarannya, walaupun ilmu tanah Universitas Syiah Kuala merupakan sebuah jurusan yang berada di bawah naungan fakultas pertanian, akan tetapi program studi ini tidak lepas pula dari perpaduan antara bidang ilmu pengetahuan alam, teknik geologi dan bidang ilmu lainnya. Hal ini menyebabkan sarjana yang lulus dari ilmu tanah dapat bekerja dan memiliki peluang besar di beberapa bidang pekerjaan seperti :
Pengusaha
Pada umumnya, setiap lulusan fakultas pertanian di berbagai universitas di Indonesia dituntut untuk memiliki visi menciptakan lapangan kerja yang baru. Dalam hal ini, fakultas Pertanian Unieversitas Syiah Kuala juga memiliki visi yang sama pula yakni setiap sarjana yang lulus dari fakultas pertanian harus memiliki jiwa entrepreuner yang mampu membangun usaha mandiri, menciptakan lapangan kerja baru, serta  mengurangi angka pengangguran. Dengan pembekalan tentang wirausaha dan pengetahuan seputar ekonomi yang didapat selama masa studi, mahasiswa ilmu tanah berpeluang besar dalam menciptakan lapangan kerja baru karena memiliki ahli dalam bidang tanah yang menjadi salah satu media untuk membangun suatu usaha tani.
Pegawai Negeri Sipil
Mungkin ini adalah hal yang dianggap tabu oleh sebagian orang. Akan tetapi, bukan tidak mungkin bahwa lulusan ilmu tanah memiliki peluang lebih besar dalam menjadi abdi negara. Lebih khususnya, lulusan dari ilmu tanah dapat langsung  tahu tentang jenis program pegawai negeri yang akan dijalani. Hal ini ditandai dengan adanya Badan Pertanahan Nasional (BPN)  di Provinsi Aceh yang merupakan sebuah badan  khusus menampung putera-puteri terbaik sarjana dari prodi ilmu tanah. Sebagai sebuah program studi yang hanya ada satu-satunya di Sumatera, Program studi Ilmu Tanah Universitas Syiah Kuala memiliki peluang besar untuk menguasai beberapa BPN yang ada di pulau Sumatera.
Staff Ahli
Dengan adanya bekal dan keahlian di bidang laboratorium, lulusan ilmu tanah juga berpeluang besar untuk menjadi staff ahli di bidangnya sendiri. Perusahaan-perusahaan besar yang membutuhkan tentang penelitian lahan dan pembangunan lahan mati akan sangat membutuhkan analisis tentang tanah. Hal ini tentu hanya lulusan ilmu tanah yang bisa mengatasinya karena didasarkan pada kemampuan yang didapat selama studi tidak hanya teori, akan tetapi praktik nyata di laboratorium tanah.


Dosen atau tenaga pengajar
Dari beberapa fakta yang terjadi beberapa tahun belakangan ini, Universitas Syiah Kuala yang sekarang juga memiliki cabang di dataran Gayo Lues seringkali kekurangan tenaga pengajar baik itu di bidang lahan maupun lainnya. Hal ini juga membuka peluang bagi lulusan ilmu tanah untuk menjadi dosen atau tenaga pengajar karena kekurangan tenaga pengajar tersebut.
Pertambangan
Bagi sebagian orang mungkin saja berpikir bahwa lulusan ilmu tanah hanya akan menjadi seorang petani layaknya lulusan jurusan lainnya yang ada di fakultas pertanian. Bukan tidak mungkin bahwa lulusan ilmu tanah juga mempunyai peluang di bidang pertambangan dan perminyakan. Keahlian yang dimiliki selama kuliah di program studi ilmu tanah menjadikan mereka yang lulus dari ilmu tanah akan memiliki derajat yang sama dengan lulusan teknik pertambangan dan lainnya karena dalam jurusan ilmu tanah juga dipelajari bagaimana sistem pedologi bumi, kartografi, dan pemetaan. Apalagi di provinsi Aceh merupakan salah satu daerah yang dikenal dengan daerah pertambangan terbesar di Indonesia. [ODI Ismoe*.]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar