Minggu, 31 Juli 2016

Seiring Harapan Senja Berganti Gelapnya Malam (Puisi ke 2)




Seiring Harapan Senja Berganti Gelapnya Malam
By Odi Wayuna

Jauh, dekat, tak sesuai kata yang harus ku katakan
Jarak pandang, suara wibawa tak seharusnya datang padaku
Jika pertemuan itu membuahkan kepedihan
Kenapa harus dikau ku kenal
Jika pertemuan itu hanya membuahkan rasa sakit
Kenapa harus dikau ku jumpai dalam sejarah hidup ini
Apa ini harapan sejuta mimpi indah yang tenggelam?
Beriringan perlahan hilangnya sinar matahari pagi
Ku bungkus duka, ku gemparkan semua lara
Ku simpan disudut jiwa yang menepi
Tak berani ku lahirkan, karena tak pernah ada kesempatan
Sakit, perih, kesal kan kusimpan sendiri bersama dengan panasnya sengatan sinar mentari

                        Kurasa cahaya sudah sirna bersama tenggelamnya matahari sore.
                        Bantu aku bernafas, walau aku tak bisa bertahan lama lagi
                        Bantu aku memanjat tembok besar dihadapanku, walau kakiku mulai lumpuh
                        Bantu aku melupakanmu, walau wajahmu masih tersirat di ingatanku
                        Bantu aku menghapus air mata yang sudah terlanjur ku jatuhkan untukmu
                        Bantu aku mengobati rasa rinduku akan perjumpaanku dengamu
                        Walau dengan hanya sederet kata dari bibirmu
                        Sudah lebih dari cukup untukku

Bila nanti yang menyaksikan ini semua hanyalah nisan
Kau pasti bisa mengerti apa yang ku harapkan
Kau pasti tahu betapa  aku mengagumimu lebih dari apapun
Kau pasti tahu apa yang harus kau lakukan

Satu rangkaian kata hati,
Buatlah mereka bahagia walau aku sudah tiada
Buatlah senyum mereka tetap terbinar di wajah mereka, walau aku dalam luka

Jangan patahkan cahaya sinar yang ada di wajah mereka
Jangan lunturkan olehmu semangat motivasi yang mereka punya
Jangan buat air mata kembali mengalir di pipi mereka

Cukup aku yang disini merasakan kegelapan dan tenggelam
Cukup aku disini yang merasakan sakitnya harapan semu
Cukup aku saja yang telah menjadi nafas terakhir yang tenggelam dalam harapan ini

Kenanglah aku jika kau sudah tak sibuk nanti
Singgahlah di tempatku jika kau sudah tak punya masalah nanti
Lihatlah nisanku, dan teteskan sedikit doa untukku nanti
Salam rindu untukmu selalu disana
Ku selalu tersenyum disini walau harapanku sudah sirna seiring harapan senja berganti gelapnya malam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar